Osteoporosis adalah kelainan skeletal sistemik yang di tandai
pengurangan massa tulang dan perubahan mikroarsitektur jaringan tulang .
Sehingga terjadi peningkatan fragilitas tulang dengan konskuensi
peningkatan resiko terjadinya fraktur. Jika Osteroporosisi tak
tertangani dapat menurunkan kualitas hidup. Osteoporosis sering kali
tidak menunjukan gejala klinis. Karena itu para klinisi sering kesulitan
mendiagnosisi osteoporosisi. Dengan pemeriksaan kepadatan tulang dengan
DEXA memebantu dalam menegakan diagnosisi. Pemeriksaan marker
osteoporosis didalam serum atau di dalam urine juga memebantu
mengarahkan terapi lebih baik, namun pemeriksaan ini secara klinis tidak
begitu mudah.
Osteoporosisi berdampak pada penurunan kualitas hidup yang di tandai
dengankejadian fraktur osteoporostik. Pencegahan dan pemberian terapi
secara dini bertujuan untuk menurunkan resiko terjadinya fraktur
osteoporotik.
Berdasrkan catatan, di amerika Serikat diperkirakan 1,3 juta fraktur
osteoporotik terjadi setiap tahunya.Yang 50 % merupakan fraktur
Vertebrata, 25 % fraktur Pinggul dan 25 % fraktur coolles.Jika tidak
tertangani dengan baik maka fraktur sangat mengganggu kesehatan tubuh.
Fraktur osteoporostik merupakan masalah besar pada populasi yang
berdampak peningkatan morbiditas , biaya kesehatan dan mortalitas yang
akan meningkat secara drasmatik seiring peningkatan populasi usia
lanjut.Fraktur-fraktur tersebut banyak memepengaruhi aktivitas hidup
sehari-hari. Pencegahan osteoporosisi dan fraktur sama pentingnya dengan
penegakan diagnosis yang lebih awal secara intensif.
Perlu di tangani secar kontinue untuk memulihkan kondisi penderita guna
meminimalkan kecacatan dan komplikasi karena imobilisasi pada penderita.
Kehilangan masa tulang dapat terjadi karena puncak massa tulang yang
rendah , proses resorp formasi menurun. Puncak massa tulang terjadi pada
dekade ketiga umur umur manusia. Setelah periode itu terlampui , massa
tulang akan terus menurun bertahap.
Pada osteoporosis terjadi peningkatan proses resorpsi yang di tndai
berkurangnya massa tulang trabekuler dan meningkatnya tulang kortikal,
sedang proses formasi mengalami penurunan.
Beberapa hormon berperan pentig dalam patogenesis osteoporosis, yaitu
hormon yang mengatur keseimbangan kalsium , esterogen, androgen,
progesten , hormon tiroid ,glukokortikoid, growth hormon dan insulin
like growth hormon.
Sumber : Dr.dr.Nyoman Kertika SpPD(K)R. Kasubag Reumatologi Fakultas Kedokteran UGM .( KR edisis 24 Oktober 2010)
Oleh karena begitu ada diagnosisi yang mengarah pada gejala osteoorosis jangan di tunda lagi segera lakukan tindakan terapi SUSU KAMBING secara rutin agar osteoporosis tidak sampai pada tingakatan yang lebih parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar